Kamis, 01 Maret 2012

PENYEBAB PENCEMARAN AIR, TANAH DAN UDARA



PENYEBAB PENCEMARAN AIR, TANAH DAN UDARA

Oleh Qomaruddin Sudarso SMPN 10 Probolinggo


I. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan
komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena
manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam
mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan
lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan
teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang
sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-
pindah (nomad), kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah
pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi
yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan
perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai
bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.

Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung berarti
kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup
agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar didalamnya. Daya lenting berarti
kemampuan untuk pulih kembali kepada keadaan setimbang. Kegiatan manusia amat
berpengaruh pada peningkatan atau penurunan daya dukung maupun daya lenting
lingkungan. Manusia dapat meningkatkan daya dukung lingkungan, tetapi karena
keterbatasan kemampuan dan kapasitas lingkungan, tidak mungkin terus ditingkatkan
tanpa batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak menyebabkan
ketidaksetimbangan atau kerusakan lingkungan.

Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh
pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan
gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan
awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Lahar dan batu-batu
besar dapat merubah bentuk muka bumi. Pencemaran akibat manusia adalah akibat
dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki
atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk
hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan
ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan lingkungan
akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke
abad.


(1) Disampaikan pada Pemberdayaan Masyarakat tentang Konservasi Air Tanah di
Wilayah Rancaekek Kabupaten Bandung, Aula Kecamatan Rancaekek, 30 Oktober
2007



Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia
semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan,
sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang
diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara
berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus
diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian
hari kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:

1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik
macam maupun jumlahnya.
2. Industri
mengeluarkan
limbah
yang
mencemari
lingkungan.
Populasi manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga
yang dapat mencemari lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan
sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.

Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.
Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu
pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan
lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Khususnya di
daerah Bandung dan sekitarnya, pernah terjadi bencana lingkungan seperti sampah,
banjir dan masih banyak lagi.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan
penyebabnya serta solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat
pencemaran dapat diminimalisisi.


II. JENIS-JENIS PENCEMARAN


2.1. Pencemaran Udara


Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan seperti CO2, SO, SO2, CFC,
CO, dan asap rokok. Gas CO2 yang berasal dari pabrik, mesin-mesin yang
menggunakan bahan bakar fosil dan akibat pembakaran kayu. Kadar gas CO2 yang
semakin meningkat di udara tidak dapat segera di ubah menjadi oksigen oleh
tumbuhan karena banyak hutan dunia yang di tebang setiap tahunnya. Ini merupakan
masalah global. Bumi seperti di selimuti oleh gas dan debu pencemar. Kandungan gas
CO2 yang tinggi menyebabkan cahaya matahari yang masuk ke bumi tidak dapat di
pantulkan lagi ke angkasa, sehingga suhu bumi semakin memanas. Inilah yang
disebut efek rumah kaca (Green House). Jika hal ini terus berlangsung, maka es di
kutub akan mencair dan daerah dataran rendah akan terendam air.
Gas CO dapat membahayakan orang yang mengisapnya. Jika proses
pembakaran tidak sempurna, maka akan menghasilkan karbon monoksid (CO). Gas
CO jika terhirup akan mengganggu pernapasan. Gas ini sangat reaktif sehingga
mengganggu pengingatan oksigen oleh hemoglobin dalam darah. Jika berlangsung
terus menerus, dapat mengakibatkan kematian.

Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak bereaks, tidak
berbau, tidak berasa dan tidak berbahaya. Banyak di gunakan untuk mengembangkan
busa kursi, untuk AC, pendingin lemari es dan penyemprot rambut. Tetapi, ternyata


ada juga keburukan dari gas ini. Gas CFC yang naik ke atas dapat mencapai stratosfer.
Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3), yang merupakan pelindung bumi dari
pengaruh radiasi ultra violet. Radiasi ultra violet dapat mengakibatkan kematian
organisme, tumbuhan menjadi kerdil, menimbulkan mutasi genetik, menyebabkan
kanker kulit dan kanker mata. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon, akan terjadi
reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut berlubang yang disebut
lubang ozon.
Gas SO dan SO2 juga dihasilkan dari hasil pembakaran fosil. Gas ini dapat
bereaksi dengan gas NO2 dan air hujan dan menyebabkan terjadinya hujan asam.
Hujan ini mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati, produksi pertanian
merosot, besi dan logam mudah berkarat, serta bangunan-bangunan jadi cepat.

2.2. Pencemaran Air


Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan
air tanah yang disebabkan olek aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak
dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung
meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi
merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak
dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan
oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan
ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan organik (limbah
cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak
tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air tanah.
Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian,
perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah.
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik
(plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar
dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah.

Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan
perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan
racun yang mencemari air. Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga
menimbulkan penyakit pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia
air meliputi derajat keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan
air. Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan
dan air tanah) merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang
meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air.


Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah sebagai berikut :
1. Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar,
tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun
dalam tanah)
2. Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan
3. Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida)
4. Limbah pengolahan kayu
5. Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut
6. Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti
plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah
organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).


2.3. Pencemaran Tanah

Pencemaran ini banyak diakibatkan oleh sampah, baik yang organik maupun
nonorganik. Sampah organik dapat di uraikan oleh mikroba tanah menjadi lapisan atas
tanah yang di sebut tanah humus. Akan tetapi, sampah anorganik/nonorganik tidak
bisa diuraikan. Bahan pencemar itu tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang.
Zat-zat limbah yang meresap ke tanah juga tidak dapat hilang dalam jangka waktu
yang lama.

Zat-zat limbah yang masuk ke tanah di serap oleh tanaman dan tetap menetap
di dalam tubuh tumbuhan itu, karena tumbuhan tidak dapat menguraikannya. Limbah
industri yang mengotori tanah biasanya adalah pupuk yang berlebihan dan
penggunaan herbisida serta pestisida. Zat pencemar yang menetap pada tumbuhan itu,
terus berpindah melalui jalur rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Sehingga
perpindahan itu menyebabkan adanya zat pencemar dalam setiap tubuh organisme
yang melangsungkan proses rantai makanan. Hal ini akan menimbulkan menurunnya
kualitas organisme, berupa kurangnya ketahanan terhadap gangguan dari luar.
Selain pencemaran, kerusakan lingkungan juga disebabkan oleh pengambilan
sumber daya alam dan pemanfaatannya, serta pola pertanian. Kerusakan itu antara
lain terjadinya erosi dan banjir. Kerusakan lingkungan yang menimbulkan banyak
bencana menimbulkan gagasan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kerusakan
itu. Manusia berusaha melakukan penanggulangan kerusakan lingkungan dan
mengadakan perbaikan terhadap kerusakan itu. Pencegahan kerusakan lingkungan dan
pengusahaan kelestarian dilakukan baik oleh pemerintah maupun setiap individu.




III. SOLUSI PENANGANAN PENCEMARAN
Pada prinsipnya ada tiga (3) hal yang dapat dilakukan dalam rangka
pelestarian, pencegahan, dan penanggulangan kerusakan lingkungan akibat
pencemaran, yaitu :
1. Tindakan secara administratif,
2. Tindakan dengan menggunakan teknologi,
3. Tindakan melalui edukatif/pendidikan.

3.1. Tindakan Secara Administratif
Penanggulangan secara administratif dilakukan oleh pemerintah, dengan
mengeluarkan berbagai peraturan dan undang-undang. Antara lain peraturan
pemerintahan yang disetujui DPR tanggal 25 februari 1982. Disahkan presiden
tanggal 11 Maret 1982 menjadi UU No. 4 tahun 1982 yang berisi ketentuan
pengelolaan lingkungan hidup ( UULH ). Sebelum membangun pabrik atau proyek
lainnya, para pengembang diharuskan melakukan analisis mengenai dampak
lingkungan ( AMDAL ).Analisis dampak dari berdirinya industri tersebut tujukan
kepada pengelolaan santasi secara luas terhadap lingkungan sekitarnya. Pemerintah
juga mengeluarkan baku mutu lingkungan, yaitu standar yang ditetapkan untuk
menentukan mutu lingkungan. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan program
yang meliputi berbagai sektor dalam pembangunan berkelanjutan sehingga di
harapkan pembangunan dapat berlangsung lestari dengan mempertahankan fungsi
lingkungan lestari.




3.2. Tindakan dengan Menggunakan Teknologi
Penanggulangan secara teknologis, adalah dengan cara membangun unit
pengolahan limbah. Misalnya unit pengolah limbah yang mengolah limbah cair
sebelum dibuang ke lingkungan. Jika pengolahannya menggunakan mikroba maka
disebut pengolahan secara biologis dengan menggunakan bakteri pengurai limbah.

3.3. Tindakan Melalui Edukatif/Pendidikan
Penanggulangan secara edukatif adalah dengan mengadakan kegiatan
penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya
kelestarian alam. Masyarakat rumah tangga mempunyai peranan yang cukup besar
dalam pencemaran lingkungan, khususnya air akibat sampah rumah tangga. Karena
itu perlu dipikirkan teknologi sederhana yang dapat diterapkan kepada masyarakat
untuk mengelola sampah rumah tangga secara swadaya. Sampah rumah tangga secara
umum dapat dibagi dua ada sampah anorganik seperti plastik, gelas dan kaca serta
botol kaleng dan sampah organik, seperti sisa makanan, sisa sayuran dan lain-lain.
Salah satu teknik pengolahan sampah organik rumah tangga adalah
menggunakan “KERANJANG TAKAKURA”. Keranjang Takakura (Mr. Takakura
adalah Profesor di Jepang yang sukses melakukan praktek pengolahan limbah organik
rumah tangga di Jepang) adalah media pengolahan sampah secara biologi, karena
menggunakan bakteri sebagai pengurai sampah. Keranjang Takakura sendiri adalah
keranjang wadah yang biasa digunakan tempat pakaian kotor sebelum dicuci (rigen)
yang umumnya berkapasitas 50 liter. Berikut ini cara pengolahan sampah organik
menggunakan metoda keranjang Takakura :

1. Cari keranjang berukuran 50 liter berlubang-lubang kecil (supaya tikus tidak
bisa masuk) dan tutupnya.
2. Cari doos bekas wadah air minum kemasan, atau bekas wadah super mi, asal
bisa masuk ke dalam keranjang. Doos ini untuk wadah langsung dari bahan-
bahan yang akan dikomposkan.
3. Isikan ke dalam doos ini kompos yang sudah jadi. Tebarkan kompos ke dalam
doos selapis saja setebal kurang lebih 5 cm. Lapisan kompos yang sudah jadi
ini berfungsi sebagai starter proses pengomposan, karena di dalam kompos
yang sudah jadi tersebut mengandung banyak sekali mikroba-mikroba
pengurai. Setelah itu masukkan doos tersebut ke dalam keranjang plastik.
4. Bahan-bahan yang hendak dikomposkan sudah bisa dimasukkan ke dalam
keranjang. Bahan-bahan yang sebaiknya dikomposkan antara lain: Sisa
makanan dari meja makan: nasi, sayur, kulit buah-buahan. Sisa sayuran
mentah dapur: akar sayuran, batang sayuran yang tidak terpakai. Sebelum
dimasukkan ke dalam keranjang, harus dipotong-potong kecil-kecil sampai
ukuran 2 cm x 2 cm.
5. Setiap hari bahkan setiap habis makan, lakukanlah proses memasukkan bahan-
bahan yang akan dikomposkan seperti tahap sebelumnya. Demikian
seterusnya. Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan
dikomposkan. Bilamana perlu tambahkan lagi selapis kompos yang sudah jadi.


Keuntungan metoda pengolahan sampah ini, doos dalam keranjang ini lama
tidak penuhnya, sebab bahan-bahan dalam doos tadi mengempis. Terkadang kompos
ini beraroma jeruk, bila kita banyak memasukkan kulit jeruk. Bila kompos sudah
berwarna coklat kehitaman dan suhu sama dengan suhu kamar, maka kompos sudah
dapat dimanfaatkan.



Hal yang perlu diperhatikan adalah upayakan agar bekas sayuran bersantan,
daging dan bahan lain yang mengandung protein tidak dimasukkan ke dalam doos.
Mengingat starter-nya telah menggunakan kompos yang sudah jadi, maka MOL
(mikroba loka) tidak digunakan.


IV. PENUTUP

Persoalan kerusakan lingkungan akibat industri dan rumah tangga, khususnya
di Negara berkembang seperti Indonesia sudah sangat kompleks dan sudah
menghawatirkan. Karena itu perlu kesadaran semua pihak untuk turut menangai
pencemaran lingkungan. Pemerintah melalui kebijakan dan aturan harus mampu
mengatur industi dalam pengolahan limbah baik cair, kayu dan udara. Pihak industri
pun harus menyadari peranan pencemarannya yang sangat besar sehingga harus mau
membangun pengolahan limbah. Masyarakat pun harus mempunyai peranan yang
sangat besar dalam pengolahan limbah rumah tangga dan lingkungan sekitar sehingga
kelestarian lingkungan baik, udara, tanah maupun air dapat terjaga dengan baik.

5 komentar: