A.
Pendahuluan
Mungkinkah
anda sempat memikirkan bahwa dasar dari kehidupan adalah air. Mungkin anda
pernah memikirkan bahwa air, seperti halnya udara dan tanah, merupakan zat yang
sangat penting bagi semua makhluk hidup, dan tidak ada satupun makhluk hidup
yang tidak membutuhkan air selama hidupnya di permukaan bumi. Ketersediaan air di permukaan bumi ada secara
berkelanjutan terus menerus karena terjamin oleh adanya peristiwa siklus hidrologi.
Siklus hidrologi dapat berlangsung karena air memiliki sifat fisik yakni dapat
berubah wujud. Air dapat berubah wujud dari cair menguap menjadi gas, mengembun
dan membeku menjadi es. Hal ini dapat
dapat berlangsung secara bolak balik. Ketersediaan air di permukaan bumi dapat
dijumpai di dalam tubuh makhluk hidup, di sungai, di dalam tanah, di laut dan
di udara setelah mengalami penguapan.
Air
merupakan sumber kehidupan artinya jika makhluk hidup kekurangan air maka
hidupnya akan merana dan tampak tidak sehat. Air merupakan kebutuhan mutlak
bagi kehidupan manusia. Secara langsung air dapat dimanfaatkan bagi pencukupan
kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan secara tidak langsung air dimanfaatkan
bagi upaya pengembangan lingkungan hidupnya. Air yang tercemar baik secara
fisik, kimiawi, maupun mikrobiologik, apabila diminum atau digunakan untuk
memasak, mandi, dan mencuci, maka dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan.
Kualitas
air untuk pemenuhan kebutuhan manusia dapat ditentukan dengan cara fisik, kimia
dan biologi. Air secara alami tidak pernah dijumpai dalam keadaan benar-benar
murni. Ketika uap air mengembun di udara dan jatuh dalam bentuk hujan di
permukaan bumi, air tesebut telah menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbon
dioksida dan berbagai jenis gas lain. Kemudian air tersebut baik yang di atas
maupun di di bawah permukaan tanah bergerak mengalir menuju ke berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan
berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat anorganik lainnya. Selain itu
sejumlah kecil hasil uraian zat organik seperti nitrit, nitrat, amoniak, dan
karbondioksida akan larut ke dalamnya.
B.
Siklus
Hidrologi
Panas matahari dapat menyebabkan air
permukaan sungai, danau, lauatan berubah
menjadi uapdan dikenal dengan istilah evaporasi. Uap air juga dapat
berasal dari penguapan air tubuh tumbuhan yang dikenal sebagai peristiwa evapotranspirasi.
Uap air membumbung tinggi ke udara. Karena suhu dingin, uap air berubah menjadi
gumpalan awan yang tertiup angin menuju ke daerah daratan. Suhu terus menurun
sehingga uap air mengembun manjadi titik-titik air dan turun ke permukaan bumi
berupa air hujan atau dikenal dengan istilah presipitasi.
Gambar 4.1 Skematis Siklus Hidrologi di Permukaan Bumi
(sumber: http://1.bp.blogspot.com/_CHMlH-/siklus+hidrologi)
Air hujan yang menimpa dedaunan kemudian turun
meresap ke dalam tanah atau dikenal dengan istilah perkolasi. Sedang air yang
mengenai langsung ke permukaan tanah akan mengalami perkolasi dan mengalir ke
permukaan tanah yang lebih rendah dan dikenal sebagai air “run-off” (air larian). Air ini mengalir melalui permukaan bumi
sebagai air sungai menuju ke lautan. Di lautan air akan menguap (evaporasi)
lagi ke udara jika terkena sinar matahari. Sebagian air di dedaunan dan permukaan
batang akan diuapkan kembali ke udara atau dikenal mengalami evapotranspirasi,
sebagian lagi menyusup ke tanah dan diserap lagi oleh akar tumbuhan. Air yang
menyusup ke dalam tanah akhirnya terkumpul sebagai air bawah tanah (groundwater). Air bawah tanah dapat muncul
ke permukaan tanah menjadi sumber mata air.
C.
Air dan Kesehatan
Penyakit atau gangguan kesehatan
yang dapat timbul karena air yang tercemar dapat dibagi dalam dua golongan,
yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular yang ditularkan melalui air antara lain
kolera, tipus, disentri basiler, diare, hepatitis, infeksi kulit dan mata,
schistosomiasis (demam keoang), dll. Pada tahun 1986 ditaksir 40% dari rumah
tangga yang mendapat pasokan air bersih, selebihnya mengambil lansung dari
alamyang mungkin telah tercemar oleh limbah manusia, industri, pertanian, dan
sebagainya. Tidak mengherankan bila
sebagian besar kesakitan dan kematian penduduk ada kaitan dengan kurang
tersedianya air bersih. Pada tahun 1983 sekitar 400.000 orang meninggal karena
diare dan 40.000 karena kolera. Penyakit kulit dan mata pada umumnya tidak
menimbulkan kematian. Banyaknya penderita penyakit kulit dan mata erat
hubungannya dengan kualitas air untuk mandi dan cuci yang buruk.
Penyakit tidak menular yang perantaranya
air antara lain keracunan akut karena minum air yang mengandung racun, gangguan
saraf kerusakan ginjal, otak dan hati karena akumulasi logam berat melalui
makanan dan minuman. Kanker karena secara terus menerus meminum air yang
mengandung zat bersifat karsinogenik. Tekanan darah tinggi bila dalam air minum
terkandung banyak garam (NaCl). Batu ginjal bila air minum terkandung banyak
kapur, atau mineral lain dengan kadar yang melampaui batas.
D.
Pemeriksaan Kualitas Air
Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
pada pasal 22 ayat 23 mengatakan bahwa Penyehatan Air meliputi pengamanan dan
penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia. Upaya penyehatan
air bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum ataupun air bersih yang
memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat baik perkotaan maupun
pedesaan. Untuk menjamin tersedianya kualitas air yang memenuhi persyaratan
tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat,
seperti pembangunan dan perbaikan sarana air bersih/air minum, Upaya pengawasan
kualitas air dan penyuluhan–penyuluhan mengenai hubungan kesehatan dengan
tersedianya air yang memenuhi persyaratan kesehatan. Berdasarkan Pedoman Teknis
tentang Pengawasan Kualitas Air yang dikeluarkan Direktorat Jenderal PPM & PLP Departemen kesehatan 1977 bahwa parameter
kualitas air minum/air bersih yang minimal diharapkan diperiksa di laboratorium
adalah pengujian dan pemeriksaan Kimia, Fisika dan Biologi (Bakteriologi).
Jenis
pemeriksaan kualitas air adalah:
1.
Pemerikasaan Kimia meliputi pemeriksaan kimia anorganik:
Arsen, Flourida, Kadmium, Nitrat, Nitrit, Sianida, Selenium, Alumunium, Besi,
Amonia, Zeng, Tembaga, Sulfat, Mangan, pH dan Kesadahan. Kimia organik,
kandungan senyawa organik yang pengukurannya secara tidak langsung yaitu dengan
memeriksa BOD (Biological Oxigens Demand)
yang menggambarkan kebutuhan oksigen oleh
organisme untuk menguraikan senyawa organik dan oksigen terlarut/ DO (Disolved Oxigens).
2.
Pemeriksaan Fisika meliputi pemeriksaan: zat padat
terlarut, salinitas, kekeruhan, bau, rasa, suhu dan warna.
3.
Pemerikasaan Biologi meliputi pemeriksaan: keberadaan Escherichia coli (Coli tinja) dengan
indeks MPN (Most Probable Number) atau jumlah erkiraan terdekat yang
disesuaikan Tabel JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat)
Pemeriksaan,
Pengawasan, dan Pemeliharaan Kualitas Air merupakan salah satu upaya kesehatan
Masyarakat
E.
Rangkuman
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia. Secara langsung air
dapat dimanfaatkan bagi pencukupan kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan
secara tidak langsung air dimanfaatkan bagi upaya pengembangan lingkungan
hidupnya. Air yang tercemar baik secara fisik, kimiawi, maupun mikrobiologik,
apabila diminum atau digunakan untuk memasak, mandi, dan mencuci, maka dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Penyakit menular yang ditularkan melalui air antara lain
kolera, tipus, disentri basiler, diare, hepatitis, infeksi kulit dan mata,
schistosomiasis (demam keoang), dll. Adapun upaya pemerintah mealui pengawasan
kualitas air dan penyuluhan-penyuluhan.
F.
Kasus/Permasalahan
Berdasarkan data WHO (2000), diperkirakan terdapat
lebih 2 milyar manusia per hari terkena dampak kekurangan air di lebih dari 40
negara didunia. 1,1 milyar tidak
mendapatkan air yang memadai dan 2,4 milyar tidak mendapatkan sanitasi yang
layak. Sedangkan pada tahun 2050 diprediksikan bahwa 1 dari 4 orang akan
terkena dampak dari kekurangan air bersih. Penurunan kualitas air di sumber mata air menjadi
ancaman serius di Kota Batu saat ini. Dari puluhan sumber mata air yang ada,
diperkirakan hanya tinggal satu sumber saja yang masih layak digunakan. Sampah
ditenggarai adalah penyebab utama turunnya kualitas air ini. Kepala Kantor
Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu, Bambang Parianom menuturkan bahwa terdapat
satu sumber air yang dinyatakan sudah sangat kotor dan nyaris di bawah ambang
batas kelayakan konsumsi. Sebagai seorang siswa, bagaimana kalian menanggapi
permasalahan yang terjadi di Kota Batu tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar