Selasa, 13 Maret 2012

AIR BAGI KEHIDUPAN by Qomaruddin Sudarso


A.   Pendahuluan
            Mungkinkah anda sempat memikirkan bahwa dasar dari kehidupan adalah air. Mungkin anda pernah memikirkan bahwa air, seperti halnya udara dan tanah, merupakan zat yang sangat penting bagi semua makh­luk hidup, dan tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air selama hidupnya di permukaan bumi. Ketersediaan  air di permukaan bumi ada secara berkelanjutan terus menerus karena terjamin oleh adanya peristiwa siklus hidrologi. Siklus hidrologi dapat berlangsung karena air memiliki sifat fisik yakni dapat berubah wujud. Air dapat berubah wujud dari cair menguap menjadi gas, mengembun dan membeku menjadi es.  Hal ini dapat dapat berlangsung secara bolak balik. Ketersediaan air di permukaan bumi dapat dijumpai di dalam tubuh makhluk hidup, di sungai, di dalam tanah, di laut dan di udara setelah mengalami penguapan.
            Air merupakan sumber kehidupan artinya jika makhluk hidup kekurangan air maka hidupnya akan merana dan tampak tidak sehat. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia. Secara langsung air dapat dimanfaatkan bagi pencukupan kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan secara tidak langsung air dimanfaatkan bagi upaya pengem­bangan lingkungan hidupnya. Air yang tercemar baik secara fisik, kimiawi, maupun mikrobiologik, apabila diminum atau digunakan untuk memasak, mandi, dan mencuci, maka dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
            Kualitas air untuk pemenuhan kebutuhan manusia dapat ditentukan dengan cara fisik, kimia dan biologi. Air secara alami tidak pernah dijumpai dalam keadaan benar-benar murni. Ketika uap air mengembun di udara dan jatuh dalam bentuk hujan di permukaan bumi, air tesebut telah menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas lain. Kemudian air tersebut baik yang di atas maupun di di bawah permukaan tanah bergerak mengalir menuju ke berbagai tempat  yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat anorganik lainnya. Selain itu sejumlah kecil hasil uraian zat organik seperti nitrit, nitrat, amoniak, dan karbondioksida akan larut ke dalamnya.    

B.   Siklus Hidrologi
            Panas matahari dapat menyebabkan air permukaan sungai, danau, lauatan berubah  menjadi uapdan dikenal dengan istilah evaporasi. Uap air juga dapat berasal dari penguapan air tubuh tumbuhan yang dikenal sebagai peristiwa evapotranspirasi. Uap air membumbung tinggi ke udara. Karena suhu dingin, uap air berubah menjadi gumpalan awan yang tertiup angin menuju ke daerah daratan. Suhu terus menurun sehingga uap air mengembun manjadi titik-titik air dan turun ke permukaan bumi berupa air hujan atau dikenal dengan istilah presipitasi.   










Gambar 4.1 Skematis Siklus Hidrologi di Permukaan Bumi
(sumber: http://1.bp.blogspot.com/_CHMlH-/siklus+hidrologi)

Air  hujan yang menimpa dedaunan kemudian turun meresap ke dalam tanah atau dikenal dengan istilah perkolasi. Sedang air yang mengenai langsung ke permukaan tanah akan mengalami perkolasi dan mengalir ke permukaan tanah yang lebih rendah dan dikenal sebagai air “run-off” (air larian). Air ini mengalir melalui permukaan bumi sebagai air sungai menuju ke lautan. Di lautan air akan menguap (evaporasi) lagi ke udara jika terkena sinar matahari. Sebagian air di dedaunan dan per­mu­kaan batang akan diuapkan kembali ke udara atau dikenal mengalami evapotranspirasi, sebagian lagi menyusup ke tanah dan diserap lagi oleh akar tumbuhan. Air yang menyusup ke dalam tanah akhirnya terkumpul sebagai air bawah tanah (groundwater). Air bawah tanah dapat muncul ke permukaan tanah menjadi sumber mata air.

C.   Air dan Kesehatan
            Penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat timbul karena air yang tercemar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular  yang ditularkan melalui air antara lain kolera, tipus, disentri basiler, diare, hepatitis, infeksi kulit dan mata, schistosomiasis (demam keoang), dll. Pada tahun 1986 ditaksir 40% dari rumah tangga yang mendapat pasokan air bersih, selebihnya mengambil lansung dari alamyang mungkin telah tercemar oleh limbah manusia, industri, pertanian, dan sebagainya. Tidak mengherankan  bila sebagian besar kesakitan dan kematian penduduk ada kaitan dengan kurang tersedianya air bersih. Pada tahun 1983 sekitar 400.000 orang meninggal karena diare dan 40.000 karena kolera. Penyakit kulit dan mata pada umumnya tidak menimbulkan kematian. Banyaknya penderita penyakit kulit dan mata erat hubungannya dengan kualitas air untuk mandi dan cuci yang buruk.  
            Penyakit tidak menular yang perantaranya air antara lain keracunan akut karena minum air yang mengandung racun, gangguan saraf ke­ru­sakan ginjal, otak dan hati karena akumulasi logam berat melalui makanan dan minuman. Kanker karena secara terus menerus meminum air yang mengandung zat bersifat karsinogenik. Tekanan darah tinggi bila dalam air minum terkandung banyak garam (NaCl). Batu ginjal bila air minum terkandung banyak kapur, atau mineral lain dengan kadar yang melampaui batas.

D.   Pemeriksaan Kualitas Air
Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada pasal 22 ayat 23 mengatakan bahwa Penyehatan Air meliputi pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia. Upaya penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum ataupun air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan. Untuk menjamin tersedianya kualitas air yang memenuhi persyaratan tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun masyarakat, seperti pembangunan dan perbaikan sarana air bersih/air minum, Upaya pengawasan kualitas air dan penyuluhan–penyuluhan mengenai hubungan kesehatan dengan tersedianya air yang memenuhi persyaratan kesehatan. Berdasarkan Pedoman Teknis tentang Pengawasan Kualitas Air yang dikeluarkan Direktorat Jenderal PPM & PLP Departemen kesehatan 1977 bahwa parameter kualitas air minum/air bersih yang minimal diharapkan diperiksa di laboratorium adalah pengujian dan pemeriksaan Kimia, Fisika dan Biologi (Bakteriologi).
Jenis pemeriksaan kualitas air adalah:
1.    Pemerikasaan Kimia meliputi pemeriksaan kimia anorganik: Arsen, Flourida, Kadmium, Nitrat, Nitrit, Sianida, Selenium, Alumunium, Besi, Amonia, Zeng, Tembaga, Sulfat, Mangan, pH dan Kesadahan. Kimia organik, kandungan senyawa organik yang pengukurannya secara tidak langsung yaitu dengan memeriksa BOD (Biological Oxigens Demand) yang menggambarkan kebutuhan oksigen oleh  organisme untuk menguraikan senyawa organik dan oksigen terlarut/ DO (Disolved Oxigens).
2.    Pemeriksaan Fisika meliputi pemeriksaan: zat padat terlarut, salinitas, kekeruhan, bau, rasa, suhu dan warna.
3.    Pemerikasaan Biologi meliputi pemeriksaan: keberadaan Escherichia coli (Coli tinja) dengan indeks MPN (Most Probable Number) atau jumlah erkiraan terdekat yang disesuaikan Tabel JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat)
Pemeriksaan, Pengawasan, dan Pemeliharaan Kualitas Air merupakan salah satu upaya kesehatan Masyarakat

E.   Rangkuman
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia. Secara langsung air dapat dimanfaatkan bagi pencukupan kebutuhan hidup sehari-hari, sedangkan secara tidak langsung air dimanfaatkan bagi upaya pengembangan lingkungan hidupnya. Air yang tercemar baik secara fisik, kimiawi, maupun mikrobiologik, apabila diminum atau digunakan untuk memasak, mandi, dan mencuci, maka dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Penyakit menular  yang ditularkan melalui air antara lain kolera, tipus, disentri basiler, diare, hepatitis, infeksi kulit dan mata, schistosomiasis (demam keoang), dll. Adapun upaya pemerintah mealui pengawasan kualitas air dan penyuluhan-penyuluhan.

F.    Kasus/Permasalahan
Berdasarkan data WHO (2000), diperkirakan terdapat lebih 2 milyar manusia per hari terkena dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara didunia. 1,1 milyar tidak mendapatkan air yang memadai dan 2,4 milyar tidak mendapatkan sanitasi yang layak. Sedangkan pada tahun 2050 diprediksikan bahwa 1 dari 4 orang akan terkena dampak dari kekurangan air bersih. Penurunan kualitas air di sumber mata air menjadi ancaman serius di Kota Batu saat ini. Dari puluhan sumber mata air yang ada, diperkirakan hanya tinggal satu sumber saja yang masih layak digunakan. Sampah ditenggarai adalah penyebab utama turunnya kualitas air ini. Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu, Bambang Parianom menuturkan bahwa terdapat satu sumber air yang dinyatakan sudah sangat kotor dan nyaris di bawah ambang batas kelayakan konsumsi. Sebagai seorang siswa, bagaimana kalian menanggapi permasalahan yang terjadi di Kota Batu tersebut?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar