Selasa, 13 Maret 2012

LAUT DAN PESISIR By Qomaruddin Sudarso


PESISIR DAN LAUT










 

   Pendahuluan
Laut merupakan anugrah terbesar bagi umat manusia. Didalamnya begitu banyak sumberdaya yang tak ternilai harganya. Dari waktu ke waktu terlihat penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya pesisir dan laut. Sumberdaya yang paling terdegradasi adalah terumbu karang dan hutan mangrove. Kita tidak dapat memungkiri bahwa kerusakan karena ulah manusia adalah hal terburuk yang sampai saat ini terus terjadi.

B.   Pencemaran Laut
            Menurut Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1999, pengertian pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya.
Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian cukup besar bagi nelayan. Laut tak lagi jernih dengan aneka hasilnya yang kian menyusut, jadi indikasi betapa buramnya potret kehidupan nelayan kita. Pemerintah yang diharapkan memberi solusi pun ternyata tak banyak membantu. Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang antara lain pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal.
Salah satu bahan pencemaran laut yang utama adalah kebocoran tanker minyak. Dampak yang ditimbul­kan oleh minyak tersebut sangat berba­haya bagi biota laut baik di jangka pendek maupun jangka panjang.
Jangka Pendek, masuknya molekul-molekul hidrokarbon minyak ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak. Minyak dapat menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbondioksida dan keracunan bahan berbahaya lainnya.
Jangka Panjang, terutama bagi biota laut yang masih muda. Minyak dalam laut dapat termakan oleh biota-biota tersebut. Sebagian senyawa minyak dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein.
            Pencemaran laut juga berdampak bagi terumbu karang. Indonesia memiliki 10% terumbu karang dunia. Terumbu karang bermanfaat sebagai penyangga daerah pantai. terumbu karang juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai. selain itu, terumbu karang juga berfungsi sebagai kawasan wisata, bahan baku kosmetik dan obat-obatan.
Terumbu karang atau koral seluas 75 ribu kilometer persegi yang merupakan rumah-rumah ikan di perairan Indonesia kini rusak parah akibat tangan-tangan manu­sia tak bertanggung jawab.
Penyebabnya adalah pe­nang­kapan ikan menggunakan bom dan pencabutan terumbu karang untuk hiasan aquarium. Padahal, keber­adaan terumbu karang dapat mengurangi efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global dan meningginya permukaan laut. Semakin menipis koral, semakin panas pula suhu bumi.
Bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat terutama para nelayan, pencemaran laut sangat berdampak negatif. Hal ini dikarenakan hasil laut seperti ikan, udang, kerang hijau,dll semakin menurun. Penurunan hasil laut ini diakibatkan oleh maraknya pembuangan limbah ke laut.

C.   Pemeliharaan Lingkungan Pesisir dan Laut
Pemeliharaan lingkungan pesisir laut sangat diperlukan. Perlin­dungan mutu laut adalah setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan agar mutu laut tetap baik. Pengendalian pencemaran dan/atau perusakan laut adalah setiap upaya atau kegiatan pencegahan dan/atau penanggulangan dan/atau pemulihan pencemaran dan/atau perusakan laut. Pengaturan yang terkait dengan pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran laut adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 1999.
Penyebab kerusakan pantai lebih banyak karena ulah manusia seperti perusakan karang pantai, penebangan bakau, penambangan pasir, serta bangunan yang melewati garis pantai. Selain itu penggalian karang menyebabkan pertambahan kedalaman perairan dangkal yang semula berfungsi meredam energi gelombang, akibatnya gelombang sampai ke pantai dengan energi yang cukup besar.
Kegiatan pembangunan, industri dan aktivitas manusia serta pengaruh faktor alam pada umumnya telah memberikan pengaruh negatif pada kestabilan kawasan pantai. Faktor alam yang berpengaruh tehadap kondisi pantai antara lain timbulnya gelombang dan arus, terjadinya pasang surut, terjadinya sedimentasi dan abrasi yang berpengaruh pada berubahnya garis pantai serta kondisi sungai yang bermuara di perairan tersebut.
Aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap kondisi pantai antara lain adalah pembangunan, reklamasi dan pengerukan dasar perairan untuk tujuan komersial yang berlebihan. Berkembangnya wisata bahari di beberapa daerah pantai juga mendorong terjadinya perubahan kondisi alam menjadi lingkungan buatan dengan dibangunnya beberapa fasilitas penunjang yang diperlukan.
Selain hal di atas, terjadinya pantai mundur merupakan akibat pro­ses erosi pantai (abrasi) sehingga garis pantai menjadi mundur jauh dari garis pantai lama. Garis pantai secara alami berubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan alam seperti adanya aktivitas gelombang, angin, pasang surut dan arus serta sedimentasi daerah delta sungai.
Namun perubahan garis pantai dapat meningkat dengan adanya gangguan ekosistim pantai seperti hutan bakau sebagai penyangga pantai banyak dirubah fungsinya untuk dijadikan sebagai daerah pertambakan, hunian, industri dan daerah reklamasi kemudian pembuatan tanggul dan kanal serta bangunan-bangunan yang ada di sekitar pantai.
Upaya manusia dalam penanggulangan pantai yang rusak ada beberapa metode disesuaikan dengan karakter dan sifat gelombang yang menerjang pantai, metode penanggulangan abrasi pantai seperti pemecah gelombang sejajar garis pantai (detached beakwater), struktur pemotong arus-sejajar-pantai tegak lurus garis pantai (groin), dan pembangunan dinding laut (seawall) telah banyak diaplikasikan dalam berbagai kasus erosi pantai di Indonesia.


 
















Gambar 5.3 Upaya Penanggulangan Pantai yang Rusak
(Sumber: www.imred.org/files/penanaman.jpg)




D.   Rangkuman
Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian cukup besar bagi nelayan. Salah satu bahan pencemaran laut yang utama adalah kebocoran tanker minyak. Dampak yang ditimbulkan oleh minyak tersebut sangat berbahaya bagi biota laut baik di jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, aktivitas manusia yang berlebihan juga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan pesisir dan laut. Untuk itu diperlu­kan pemeliharaan lingkungan pesisir laut yaitu perlindungan mutu laut. Upaya manusia dalam penanggulangan pantai yang rusak ada beberapa metode disesuaikan dengan karakter dan sifat gelombang yang menerjang pantai.

E.   Kasus/Permasalahan
             Untuk mengurangi dampak abrasi laut di pesisir Jatim dan pemanasan global, perlu dilakukan penanaman mangrove atau bakau. Pasalnya, hutan mangrove yang banyak terdapat hampir di seluruh pantai di Jatim seluas 85.000 Ha atau 6,24 persen dari luas hutan di Jatim, 15 persennya atau sekitar 13.000 Ha dalam kondisi rusak. Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi kemarin, Selasa (13/10) juga telah melakukan pencanangan penanaman pohon mangrove (bakau) di Pamekasan. Adapun mangrove yang ditanam sebanyak 115 ribu pohon dari bantuan pemerintah pusat. Untuk lokasi penanaman dilakukan di dua lokasi, yakni di wilayah Kecamatan Tlanakan sebanyak 30 ribu pohon dan sisanya di wilayah Kecamatan Pademawu. Bagaimana tanggapan kalian terhadap upaya pemerintah tersebut?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar