PESISIR DAN LAUT
| |||||
Pendahuluan
Laut merupakan anugrah terbesar bagi umat manusia.
Didalamnya begitu banyak sumberdaya yang tak ternilai harganya. Dari waktu ke waktu
terlihat penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya pesisir dan laut.
Sumberdaya yang paling terdegradasi adalah terumbu karang dan hutan mangrove. Kita
tidak dapat memungkiri bahwa kerusakan karena ulah manusia adalah hal terburuk
yang sampai saat ini terus terjadi.
B.
Pencemaran
Laut
Menurut Peraturan Pemerintah
No 19 Tahun 1999, pengertian pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energy, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut
oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku
mutu dan/atau fungsinya.
Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan
kerugian cukup besar bagi nelayan. Laut tak lagi jernih dengan aneka hasilnya
yang kian menyusut, jadi indikasi betapa buramnya potret kehidupan nelayan
kita. Pemerintah
yang diharapkan memberi solusi pun ternyata tak banyak membantu. Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang antara
lain pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal,
pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari pelemparan jangkar
kapal.
Salah satu bahan pencemaran laut yang utama adalah kebocoran tanker minyak.
Dampak yang ditimbulkan oleh minyak tersebut sangat berbahaya bagi biota laut
baik di jangka pendek maupun jangka panjang.
Jangka Pendek, masuknya molekul-molekul hidrokarbon minyak ke dalam sel. Berbagai jenis
udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak. Minyak dapat menyebabkan
kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbondioksida dan
keracunan bahan berbahaya lainnya.
Jangka Panjang, terutama bagi biota laut yang masih muda. Minyak dalam laut dapat
termakan oleh biota-biota tersebut. Sebagian senyawa minyak dapat terakumulasi
dalam senyawa lemak dan protein.
Pencemaran laut juga berdampak bagi
terumbu karang. Indonesia memiliki 10%
terumbu karang dunia. Terumbu karang bermanfaat sebagai penyangga daerah
pantai. terumbu karang juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan bagi masyarakat
yang tinggal di sekitar pantai. selain itu, terumbu karang juga berfungsi
sebagai kawasan wisata, bahan baku kosmetik dan obat-obatan.
Terumbu karang atau koral seluas 75 ribu kilometer
persegi yang merupakan rumah-rumah ikan di perairan Indonesia kini rusak parah
akibat tangan-tangan manusia tak bertanggung jawab.
Penyebabnya adalah penangkapan ikan menggunakan bom dan pencabutan
terumbu karang untuk hiasan aquarium. Padahal, keberadaan terumbu karang dapat
mengurangi efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global dan meningginya
permukaan laut. Semakin menipis koral, semakin panas pula suhu bumi.
Bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat terutama para nelayan, pencemaran
laut sangat berdampak negatif. Hal ini dikarenakan hasil laut seperti ikan,
udang, kerang hijau,dll semakin menurun. Penurunan hasil laut ini diakibatkan
oleh maraknya pembuangan limbah ke laut.
C.
Pemeliharaan Lingkungan Pesisir dan Laut
Pemeliharaan lingkungan pesisir laut sangat diperlukan. Perlindungan mutu
laut adalah setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan agar mutu laut tetap
baik. Pengendalian pencemaran dan/atau perusakan laut adalah setiap upaya atau
kegiatan pencegahan dan/atau penanggulangan dan/atau pemulihan pencemaran
dan/atau perusakan laut. Pengaturan yang terkait dengan pencegahan dan
pengendalian kerusakan dan pencemaran laut adalah Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia nomor 19 tahun 1999.
Penyebab kerusakan pantai lebih banyak karena ulah
manusia seperti perusakan karang pantai, penebangan bakau, penambangan pasir,
serta bangunan yang melewati garis pantai. Selain itu penggalian karang
menyebabkan pertambahan kedalaman perairan dangkal yang semula berfungsi
meredam energi gelombang, akibatnya gelombang sampai ke pantai dengan energi
yang cukup besar.
Kegiatan pembangunan, industri dan aktivitas manusia
serta pengaruh faktor alam pada umumnya telah memberikan pengaruh negatif pada
kestabilan kawasan pantai. Faktor alam yang berpengaruh tehadap kondisi pantai
antara lain timbulnya gelombang dan arus, terjadinya pasang surut, terjadinya
sedimentasi dan abrasi yang berpengaruh pada berubahnya garis pantai serta
kondisi sungai yang bermuara di perairan tersebut.
Aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap kondisi
pantai antara lain adalah pembangunan, reklamasi dan pengerukan dasar perairan
untuk tujuan komersial yang berlebihan. Berkembangnya wisata bahari di beberapa
daerah pantai juga mendorong terjadinya perubahan kondisi alam menjadi
lingkungan buatan dengan dibangunnya beberapa fasilitas penunjang yang
diperlukan.
Selain hal di atas, terjadinya pantai mundur merupakan
akibat proses erosi pantai (abrasi) sehingga garis pantai menjadi mundur jauh
dari garis pantai lama. Garis pantai secara alami berubah dari waktu ke waktu
sejalan dengan perubahan alam seperti adanya aktivitas gelombang, angin, pasang
surut dan arus serta sedimentasi daerah delta sungai.
Namun perubahan garis pantai dapat meningkat dengan
adanya gangguan ekosistim pantai seperti hutan bakau sebagai penyangga pantai
banyak dirubah fungsinya untuk dijadikan sebagai daerah pertambakan, hunian,
industri dan daerah reklamasi kemudian pembuatan tanggul dan kanal serta
bangunan-bangunan yang ada di sekitar pantai.
Upaya manusia dalam penanggulangan pantai yang rusak ada beberapa metode
disesuaikan dengan karakter dan sifat gelombang yang menerjang pantai, metode
penanggulangan abrasi pantai seperti pemecah gelombang sejajar garis pantai (detached beakwater), struktur pemotong
arus-sejajar-pantai tegak lurus garis pantai (groin), dan pembangunan dinding laut (seawall) telah banyak diaplikasikan dalam berbagai kasus erosi pantai
di Indonesia.
Gambar 5.3 Upaya Penanggulangan Pantai yang Rusak
(Sumber: www.imred.org/files/penanaman.jpg)
D.
Rangkuman
Pencemaran oleh limbah
pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian cukup besar bagi nelayan. Salah satu bahan pencemaran laut yang utama adalah
kebocoran tanker minyak. Dampak yang ditimbulkan oleh minyak tersebut sangat
berbahaya bagi biota laut baik di jangka pendek maupun jangka panjang. Selain
itu, aktivitas manusia yang berlebihan juga dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan
pesisir dan laut. Untuk itu diperlukan pemeliharaan lingkungan pesisir laut
yaitu perlindungan mutu laut. Upaya
manusia dalam penanggulangan pantai yang rusak ada beberapa metode disesuaikan dengan
karakter dan sifat gelombang yang menerjang pantai.
E.
Kasus/Permasalahan
Untuk mengurangi dampak abrasi laut di pesisir
Jatim dan pemanasan global, perlu dilakukan penanaman mangrove atau bakau.
Pasalnya, hutan mangrove yang banyak terdapat hampir di seluruh pantai di Jatim
seluas 85.000 Ha atau 6,24 persen dari luas hutan di Jatim, 15 persennya atau
sekitar 13.000 Ha dalam kondisi rusak. Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy
Numberi kemarin, Selasa (13/10) juga telah melakukan pencanangan penanaman
pohon mangrove (bakau) di Pamekasan. Adapun mangrove yang ditanam sebanyak 115
ribu pohon dari bantuan pemerintah pusat. Untuk lokasi penanaman dilakukan di
dua lokasi, yakni di wilayah Kecamatan Tlanakan sebanyak 30 ribu pohon dan
sisanya di wilayah Kecamatan Pademawu. Bagaimana
tanggapan kalian terhadap upaya pemerintah tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar